NamaLagu Asal Daerah; 1 Bungong Jeumpa: Aceh 2 Jambo - Jambo Aceh 3 Lembah Alas: Aceh 4 Aceh Lon Sayang: Aceh 5 Tawar Sedenge: Aceh 6 Hikayat Prang Sabi: Aceh 7 Saleum: Sulawesi Selatan 12 Tulolonna Sulawesi Bahasa Makassar: Sulawesi Selatan 13 Sulawesi Pa’rasanganta Bahasa Makassar: Sulawesi Selatan 14
Makassar - Sulawesi Selatan Sulsel kaya dengan ragam kebudayaannya. Termasuk lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan yang masih terus lestari hingga saat lagu daerah Sulawesi Selatan cukup beragam. Ada yang liriknya menggambarkan kerinduan, semangat hingga problem cinta seperti ditinggalkan kekasih."Lagu daerah Sulawesi Selatan punya kekhasan melodi dan sarat makna," ungkap Dosen Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar UNM, Dr Andi Ihsan. Lagu-lagu daerah selama ini biasanya hanya mendapat tempat di panggung-panggung pesta pernikahan, hari jadi daerah atau ajang lomba khusus lagu dengan bertema lagu daerah mulai banyak di-cover anak-anak muda. Musiknya diimprovisasi dibuat dengan versi 7 lagu daerah Sulawesi Selatan populer beserta maknanya1. Anging MammiriLagu Anging Mammiri atau dalam bahasa Indonesia berarti angin semilir merupakan lagu tradisional di Sulsel yang berasal dari Suku Bugis. Lagu ini diciptakan oleh Borra Daeng Ngirate sekitar tahun 1940-an. Lagu daerah Sulawesi Selatan ini juga sering menjadi pengiring sebuah tarian atau penyambutan di acara-acara Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menjelaskan lagu ini memiliki keindahan melodi. Jika dilihat dari lirik lagunya, Anging Mammiri bercerita tentang kerinduan seorang yang begitu mendalam kepada sang kekasih yang berada di tempat yang rindu itu membuatnya berdiri di ujung jendela sambil melantunkan syair-syair berharap angin menyampaikan pesan tersebut kepada sang kekasih."Lagu ini termasuk lagu daerah tempo dulu, dari segi musiknya. Termasuk pesan-pesan yang ingin disampaikan biasanya kalau lagu dulu lebih dalam maknanya tidak sekedar bicara soal kerinduan," katanya, Sabtu26/3.2. Sajeng RennuLagu ini juga lagu berbahasa Bugis. Lagu ini belakangan menjadi sangat booming di blantika musik Sulsel. Di radio-radio dan acara-acara hajatan lagu daerah Sulawesi Selatan ini tidak pernah absen Yusuf Alamudi dan Jafar Abu, Sajang Rennu mengisahkan seseorang yang tenggelam dalam dunia asmara yang tidak kesampaian atau patah hati karena impian cinta tak jadi kenyataan."Lagu ini lebih menggambarkan kisah cinta anak-anak muda kekinian. Makanya Sajeng Rennu mudah diubah menjadi lagu daerah bergenre pop kekinian," kata Dr Andi yang ingin disampaikan dari lagu Sajeng Rennu atau Awwi ini adalah lelaki sejati jangan pernah berikrar untuk menikahi seorang wanita jika tidak betul-betul yakin."Apalagi sampai merenggut kesucian dan kehormatan seorang wanita dengan iming-iming cinta sehidup semati. Selain karena berdosa, hal ini menjadi kehinaan yang tidak pantas dimiliki lelaki Bugis," Marendeng MarampaLagu ini dikategorikan juga sebagai lagu kebangsaan Suku Toraja di Sulsel. Menceritakan keindahan tanah asal dan sekaligus tentang budaya merantau ke negeri orang yang banyak dilakukan orang-orang Toraja."Lagu ini bisa dibilang lagu penyemangat, sering digunakan sebagai lagu pengiring untuk tarian-tarian dalam acara-acara resmi yang sudah ada sejak dulu. Sifatnya sama dengan lagu Anging Mammiri," kata Dr. Andi memang dikenal selama ini sebagai salah satu ikon pariwisata Indonesia setelah Bali. Namun kemudian redup dan belakangan kembali bangkit pariwisatanya. Setelah mendengar, sepertinya Anda akan semakin tertarik berkunjung ke Ati RajaDosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu rakyat ini tidak mudah dijangkau dalam tuning kromatis tangga nada diatonik, sebab lagu ini mendekati kromatik lagu-lagu dendang Malayu yang bertangga nada heptatonik yang agak susah untuk oleh seniman bernama Hoo Eng Djie, syair lagu ini mempunyai makna yang begitu mendalam. Lagunya berkisah tentang ungkapan rasa syukur yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta. Termasuk menegaskan bahwa Tuhan itu Esa atau satu."Di samping itu, lagu ini juga menyuguhkan hubungan antar budaya dan kisah cinta yang sendu antara etnis Tiongkok dengan wanita Bugis di Sulsel." kata Andi PakarenaPakarena ini lagu yang sering digunakan sebagai lagu pengiring tarian. Menceritakan dua penghuni negeri yang berbeda yaitu botting langi negeri khayangan dan penghuni lino bumi."Lagu Pakarena sama dengan Anging Mammiri dan nyanyian orang-orang dulu yang punya makna yang dalam Bahkan sulit diinterpretasikan secara harfiah,"kata Dr. Andi umumnya oleh masyarakat Sulsel menerima lagu ini dengan pemaknaan menceritakan penantian perpisahan dua negeri yang berbeda. Penghuni botting langi negeri khayangan juga mengajarkan penghuni lino bumi mengenai tata cara hidup mulai dari cara bercocok tanam, beternak hingga cara Alosi Ri Polo DuaLagu berbahasa Bugis ini berarti pinang dibelah dua. Lagu ini secara umum menceritakan sepasang manusia yang sudah ditakdirkan Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan tempo dulu kerap menggambarkan bagaimana budaya dan kepercayaan masyarakat saat itu. Lagu Alosi Ri Polo Dua ini adalah salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Bugis yang dituangkan lewat kepercayaan jaman dahulu bahwa wanita dan pria yang memiliki kemiripan dalam wajah adalah cocok untuk menjadi suami istri atau berjodoh."Lagu ini menceritakan tentang hal itu dan cinta," Dr Andi Balo LipaIni salah satu lagu daerah Sulawesi Selatan berbahasa Bugis yang cukup populer. Bahkan seperti jadi lagu wajib di setiap pesta pernikahan. Lirik lagunya sangat mengandung makna yang sangat kisah cinta seseorang yang kandas karena ditinggal nikah oleh pasangan melalui Balo Lipa motif sarung.Lagu ini ingin menggambarkan cinta dari kekasihnya itu hanya ibarat motif sarung. Rasa menyukai, menyayangi motifnya saat sarungnya masih baru."Namun ketika sarungnya sudah lama, dan sarungnya menjadi kusam serta motifnya tidak lagi terlihat indah seperti saat sarung itu masih baru sehingga lama kemudian nantinya akan merasa bosan dengan sarung tersebut dan lambat laun akan dilupakan," tutur Andi Ihsan. Simak Video "Mengenal Tradisi Sigajang Laleng Lipa Masyarakat Bugis Makassar" [GambasVideo 20detik] tau/hmw
Tu Lolonna SulawesiMalakbirik memang tongi tulolonna Sulawes makbaju bodo 2x mangnginking lipak sakbenaBaju bodo kasak eja lipak sakbe curak lakbak bunga niguba 2x takdongkok risimbolennaangkak – angkakna bangkenna soe – soena limanna kingking lipakna 2x sakge kanangi nicinikmalakbirik memang tongi tulolonna Sulawesi mabajik ampe 2x alusuk ri pangngadakkangArtinya Begitu Anggunnya Gadis Gadis Sulawesi Memakai Baju Bodo dan memegang Sarung SutranyaBaju Bodo Warna Merah Sarung Sutra Dengan Corak yang Lebar Bunga Bunga Terletak di SanggulnyaTarian Kakinya Gemulai Tangannya caranya memgang sarung sangat indah di paandang mataBegitu Anggunnya Gadis Gadis Sulawesi Sopan santuan dalam bertindak halus tutur bicaranyaScribdadalah situs bacaan dan penerbitan sosial terbesar di dunia. Sinopsis Tari. Buka menu navigasi. Tarian Pakarena Tari Pakarena merupakan tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum Lirik lagunya diadaptasikan dari nyanyian Sanghyang, sebuah tarian ritual. Jika dikategorikan dalam Tari Bali
To Mepare Cipt. NN Ku mentiro rokko mellombokna Ku messaile langngan mentanetena Lendu’ masannangna penaangku Untiroi tu pare siririan Tiroi diong tu tau situru’turu’ Sibaa bunu’ sia panglembaranna Na male umpeparei tu umanna Masannang tongan tu penaanna Tiroi tu pia to manglaa sambali’ Sikallode’ sisemba’ Ungkampai soro’na to mepare Na parokkoi tu panglaa na Perangngiri tu to mepare diong Sipela’tekan sipetaa taan Marasan ungkuti’ peparena Masannang tongan tu penaanna TERJEMAHAN Penuai Padi Aku memandang ke lembah Dan melayangkan mata ke pebukitan Betapa senangnya hatiku Melihat padi yang sedang menguning Lihat di bawah sana, orang orang berjalan beriringan Memegang pengikat dan pemikul padi Sambil berjalan ke sawah untuk menuai Betapa senang hati mereka Lihat anak gembala di seberang Bercanda dan bermain Menunggu selesainya penuaian Lalu menuntun ternak mereka ke sawah Dengarkan suara para penuai itu Bercanda dan tertawa Sambil mengikat hasil tuaian Betapa senang hati mereka Cipt. NN Minda pia telako, Susi bulan barani Sumoe’ metawa sule Useroi pa’dikna Kumande tang masannang.. Ungkilalai sangbara’ Sangbara’ na inggaran Keallo sia kebongi Simbolongna lisu dengen, Limanna ma’gallang bulawan. Penammu penaangku Penawa golla golla Mai maiko e sangmane Da’ta pasisala inaya Umbai tangla lelukki Nannai Pessiparan Toraya Pela’ pela’ko e sangmane Kelumingka lalanko Pessiparan ta’ Toraya Nenne’ lamuingaran Kalosi dirompo bulan Disarasak bentoen Umbai tangla nateka Tomaindun matanna TERJEMAHAN Anak siapakah itu? Bagaikan bulan purnama Melenggang sambil tersenyum melirik Menyembunyikan Rasa Sakitnya Makan Tak enak Mengenang kembarnya Ia mengingat kembarannya di waktu Siang maupun Malam Sanggulnya seperti buah dengen Lengannya bergelang emas Perasaanmu dan perasaan ku Perasaan yang manis bagai kan gula gula Kesinilah wahai saudaraku Janganlah berselisih paham Dimana jalan yang engkau lalui Dimana kita melaksanakan sifat sifat orang toraja Berhati hatilah wahai saudaraku Sewaktu engkau berjalan Sebagaimana sifat sifat orang toraja Mengenang nenek leluhur Pinang di balik rembulan Di sinari bintang bintang Mana yang tak akan di panjat Yang hijau buahnya KE SOLO’KO INDE’ ROKKO’ Cipt. NN ke solo’ko inde’ rokko ke tuka’ ko sambali’ umbai messaile ko pissan ammu male memboko’ kengku bua-bua teda kengku ta’bi lelupang umbai lala’ka’na’ dikka’ dio randan dodomu tumangi’ anak tennge’ dao lolok barana’ umpeagi bua kayu mambela kedenni langkan mutiro dao patu tondokmu umbai langkan ku dikka’ langkan ma’mallo-mallo Terjemahan bait pertama kalau kamu berjalan ke bawah kalau kamu berjalan di sebelah sana agak sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia akan lebih dimengerti kalau memperhatikan keadaan alam toraja yang berbukit-bukit, dan kata2 ini juga sering digunakan dengan makna berbeda mungkin ada baiknya kalau kamu menoleh sekali kalau kamu memang mau pergi jauh bait kedua “kengku” artinya “seandainya saya” yang dibait kedua baris pertama dan kedua dilanjutkan dengan kata “bua-bua teda” dan “ta’bi lelupang” adalah buah/bunga rumput yang dapat lengket pada kain. baris ke-3 dan ke-4 “sepertinya saya ingin menempel di tepi sarungmu” orang toraja dulu suka pake sarung bait ketiga menangis anak burung tennge’ katanya ini salah satu jenis elang di atas pohon beringin mengharapkan buah pohon yang jauh/tinggi bait keempat kalau ada burung elang engkau lihat di atas puncak kampungmu mungkin itu burung elangku burung elang yang sedang mengiba-iba kata terakhir mungkin tak begitu tepat Tulisan ini merupakan copy paste dari blog Helta Tandi Penulis sengaja copy paste guna memperkenalkan lebih jauh lagu-lagu daerah sulawesi selatan. Untuk melihat lagunya silahkan klik disini Ke Solo’ko Inde’ Rokko
LaguHang Pi Mana ini adalah lagu yang cukup populer karena ada di film kartun populer Upin dan Ipin. Ai malu nak kata Takkan ku nak auta Mak ayah tercinta. Order album Cerita Kita online di sini. 18x Pagi-pagi buta mak ayah dah tanya aku nak kemana Berseluar yankee baju bunga-bunga duduk atas tangga Ai malu nak kata takkan ku nak auta mak ayahUploaded byIsmi Ardianti 0% found this document useful 0 votes515 views1 pageCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes515 views1 pageLirik Lagu Tulolona SulawesiUploaded byIsmi Ardianti Full descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
. 116 454 166 141 13 178 329 275