› Penting bagi generasi muda untuk turun tangan mengatasi isu lingkungan. Anak muda perlu melakukan perubahan positif, kemudian menjadi teladan yang hidup. AP / KIRSTY WIGGLESWORTH Para aktivis kelompok Extinction Rebellion berkumpul di Lapangan Parlemen pusat kota London dalam aksi krisis iklim, Selasa 1/9/2020.Dua tahun silam, pada 2019, remaja sekaligus aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, meradang di Pertemuan Puncak Aksi untuk Iklim pada rangkaian Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia menagih keseriusan orang dewasa yang berjanji mengatasi perubahan pemerintah di seluruh dunia dinilai belum memberi solusi yang menjanjikan. Padahal, dunia sedang berkejaran dengan waktu menekan dampak perubahan iklim. Efek perubahan iklim tidak hanya akan terjadi di masa depan, tetapi sedang terjadi sekarang. Organisasi Meteorologi Dunia WMO per September 2019 mencatat kenaikan suhu bumi mencapai 1,1 derajat celsius. WMO juga memprediksi kenaikan suhu global rata-rata tahunan pada 2020-2024 mencapai 1 derajat celsius di atas masa TZORTZINIS Warga berjibaku memadamkan kebakaran hutan di Desa Gouves di Pulau Evia, sekitar 189 kilometer 118 mil utara Athena, Yunani, Minggu 8/8/2021.Dunia bakal menghadapi gelombang panas, cuaca ekstrem, hingga bencana hidrometeorologis. Apabila itu terjadi, banyak orang terancam mengungsi dan ada pula potensi korban jiwa. Kebakaran besar di Yunani, misalnya, terjadi karena gelombang panas dampak perubahan iklim saat ini sudah berat, kondisi akan semakin berat buat generasi muda. Belum tentu ada jaminan kehidupan yang baik di masa mendatang. Perubahan iklim ibarat dosa warisan yang justru harus ditanggung Juga Greta Thunberg ”Beraninya Kalian!”Generasi muda menghadapi konsekuensi krisis lingkungan. Krisis ini berdampak ke penurunan kualitas lingkungan. Kualitas udara, air, dan tanah yang buruk pada akhirnya menyebabkan masalah kesehatan hingga krisis ini yang digugat Greta. Ia menuding bahwa orang-orang dewasa telah mencuri mimpi dan masa depannya serta anak-anak lain. Di mata Greta, orang dewasa gagal menunaikan janji untuk mengatasi isu iklim. ”Beraninya kalian!” bergerakTak mau berlarut-larut dalam masalah, generasi muda mulai bergerak sesuai kemampuan masing-masing. Apabila Greta lantang bersuara soal perubahan iklim, ada pemuda-pemudi lain yang menjaga lingkungan dengan cara lain. Ada yang mulai dari gerakan terkecil, seperti membawa kantong belanja sendiri, berhenti memakai sedotan plastik, serta rutin membersihkan pantai dan sungai dari Sungai Watch, Gary Bencheghib 26, sejak usia belasan tahun rutin membersihkan sampah di pantai. Ia dan saudara-saudaranya kemudian mengajak sejumlah teman untuk berpartisipasi. Gerakan ini menjadi semakin besar seiring berjalannya waktu.”Saya kemudian tahu bahwa 80 persen sampah di pantai terbawa dari sungai. Belum semua orang tahu soal itu,” kata Gary dari Bali secara daring, Jumat 6/8/2021.Baca Juga Generasi Muda Dorong Upaya Serius Tangani Krisis IklimIa lalu menginisiasi Sungai Watch pada 2020, yaitu gerakan peduli kelestarian sungai. Gerakan ini mewadahi lebih dari relawan di Bali. Kebanyakan dari mereka adalah anak muda berusia 16-28 tahun. Mereka digandeng melalui sosialisasi hingga ke memasang jaring sampah di sungai-sungai untuk mencegah sampah lepas ke laut. Sejak Oktober 2020 hingga kini, sudah ada 84 jaring yang terpasang di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Denpasar. Mereka berencana memasang 100 jaring dalam waktu dekat. Selain memasang jaring, para relawan juga rutin membersihkan sampah yang Sungai Watch Sejumlah orang dari komunitas Sungai Watch membersihkan sampah di kawasan hutan mangrove, Denpasar, Bali, Juni 2021. Sungai Watch diinisiasi Gary Bencheghib, pemuda asal Perancis yang telah belasan tahun tingggal di Bali. Sungai Watch dibuat karena keprihatinan anak muda terhadap sampah yang terbawa dari sungai ke Watch bekerja sama dengan pemerintah untuk memperluas gerakan ini hingga ke Jawa. Menurut rencana, ada 80 jaring sampah yang akan dipasang di Jawa Timur dan 150 jaring di Bali bagian barat. Tujuannya untuk mengurangi sampah yang masuk ke Pantai Kuta setiap musim hujan. Kegiatan di Jawa akan berlangsung tahun Gary, penting bagi generasi muda untuk turun tangan mengatasi isu lingkungan. Anak muda perlu melakukan perubahan positif, kemudian menjadi teladan yang hidup.”Jika kita tidak melakukan apa pun, gunung sampah akan semakin besar. Kita perlu memberi contoh bahwa pemuda bisa berperan, kemudian menunjukkannya ke generasi yang lebih tua,” kata anak muda juga ditunjukkan melalui dialog ”Muda Bersuara 2021 Selamatkan Generasi Emas 2045 dari Krisis Iklim”. Dialog itu diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia FPCI dengan 21 universitas di Indonesia. Dialog berlangsung pada 4-16 Agustus Juga Perubahan Iklim Berdampak Kebakaran Terburuk Sepanjang SejarahDialog diselenggarakan agar semua pemangku kepentingan bisa duduk bersama dan berdiskusi, mulai dari pemerintah, pakar, organisasi, hingga anak muda. Diskusi ini diharapkan menghasilkan solusi dan memantik inisiatif prolingkungan.”Tidak ada jalan kembali untuk generasi kami dan generasi masa depan. Sekarang kita bisa jadi bagian dari agen perubahan. Masih ada kesempatan memperlambat laju perubahan iklim selama kita beraksi hari ini. Dengan partisipasi semua pihak, kita bisa usahakan yang terbaik buat masa depan dunia,” tutur Marvella, mahasiswi Universitas Indonesia, pada konferensi pers daring, Juli survei oleh pada 2020, ada 89 persen penduduk muda di Indonesia yang khawatir atau sangat khawatir dengan dampak krisis iklim. Yang mereka khawatirkan meliputi krisis air bersih 15 persen, krisis pangan 13 persen, dan penyebaran penyakit 10 persen.Sementara itu, 19 dari 20 responden meyakini bahwa manusia punya peran besar menyebabkan krisis iklim. Survei ini dilakukan terhadap penduduk berusia 20-30 tahun pada Juli-September khawatir, sebagian generasi muda mengaku optimistis mencegah kerusakan alam. Ini tampak dari survei indeks optimisme yang dilakukan Good News From Indonesia GNFI dengan Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia KedaiKOPI. Dari 800 responden, sebanyak 43,1 persen di antaranya menyatakan optimistis, sementara 56,9 persen lainnya HELABUMI Aktivis lingkungan menggelar kampanye Jeda Untuk Iklim yang menyuarakan ancaman krisis iklim bumi di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat 27/11/2020. Mereka menyerukan komitmen serius dari pemerintah dan pelaku industri dalam bertanggung jawab menangani dampak perubahan iklim yang terus mengancam Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika pada Jumat 13/8/2021 mengatakan, generasi Z dan milenial adalah generasi yang kritis mempertanyakan kredibilitas pemangku otoritas. Hal ini termasuk kemampuan pemerintah mengatasi krisis. Pemerintah dinilai perlu beradaptasi dengan tuntutan itu melalui kebijakan yang tepat.”Saya rasa ini peluit nyaring yang mesti didengar pemerintah,” katanya. ”Jika tidak, pemerintah akan dianggap bagian dari masalah, bukan pemecah masalah,” tutur Juga Anak Muda Menggerakkan Kepedulian LingkunganGenerasi muda juga menuntut pemerintah dunia lebih agresif mengatasi isu lingkungan. Target menurunkan emisi karbon 50 persen pada 2030 dinilai perlu lebih menunggu orang dewasa melakukan tugasnya, generasi muda akan terus memperjuangkan hidupnya di masa depan. Seperti kata Greta di Sidang Majelis Umum PBB, ”Pesan saya adalah kami akan mengawasi kalian.” EditorAloysius Budi Kurniawan
com JAKARTA - Kalangan generasi milenial dinilai akan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih berat. Pasalnya, tidak hanya dihadapkan pada disrupsi teknologi, milenial saat ini harus menghadapi tantangan krisis pandemi Covid-19 dan disrupsi perubahan iklim. Jam malam itu akan berlangsung hingga Senin pukul 06.
JAKARTA - Kalangan generasi milenial dinilai akan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih tidak hanya dihadapkan pada disrupsi teknologi, milenial saat ini harus menghadapi tantangan krisis pandemi Covid-19 dan disrupsi perubahan Institut Pertanian Bogor Arif Satria mengatakan, ada tujuh sektor ekonomi yang perlu didorong oleh milenial ke depan untuk bisa menghadapi tantangan argomaritim kata dia akan menjadi fokus pembangunan berkelanjutan karena sektor ini terus tumbuh di krisis apapun, baik di krisis moneter 1998, krisis keuangan global pada 2009, dan krisis pandemi Covid-19 saat ini. Oleh karena itu sektor ini dinilai lebih tahan banting pada saat terjadi krisis dibandingkan sektor lainnya.“Di Indonesia sama, mayoritas PDRB di seluruh provinsi masih didominasi sektor ini, namun sektor ini butuh pendekatan baru, oleh karena itu tugas milenial untuk menemukan pendekatan baru itu,” katanya dalam acara Pekan Milenial Naik Kelas 2022 yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta, Selasa 5/4/2022.Baca JugaKlaim Sukses Besar, 70 Persen Tim Manajemen Prakerja dari Kalangan MilenialPeran Generasi Milenial Bantu Wujudkan Pertanian ModernKedua, Arif mengatakan desa akan menjadi pusat pertumbuhan baru, yang berbasiskan keunggulan ekonomi digital ke depan akan meningkatkan efisiensi dan akses sumber ekonomi moral atau gift economy menurutnya akan menjadi pondasi ketangguhan sosial ekonomi. Selanjutnya, sektor kelima, yaitu ekonomi hijau/biru yang diproyeksi akan meningkatkan nilai tambah dan produksi perilaku sehat dan hijau untuk mendukung konsumsi yang berkelanjutan. Ketujuh, inovasi, yaitu sebagai penggerak techno-sociopreneurship. Inovasi kata Arif sangat penting karena berkorelasi dengan PDB/kapita suatu negara.“Global Innovation Index berkorelasi dengan GDP, Jika ingin menjadi negara besar, tidak ada cara lain selain inovasi,” tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Hadijah Alaydrus Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Hidupadalah sebuah perjuangan, artinya manusia hidup pasti penuh dengan perjuangan dan cobaan, Mulai dari lahir hingga sukses di masa tua, tentunya melalui berbagai macam cobaan hidup, ada yang tabah dan selalu optimis dan hasilnya ada sebuah keseksesan, tapi ada juga pesimis dan hasilnya adalah kegagalan, semua butuh proses, ibarat tanaman
anak generasi alfa Foto ShutterstockAnak yang lahir di antara tahun 2010 atau 2011 hingga 2025 mendatang masuk ke dalam generasi alfa. Generasi ini umumnya merupakan anak-anak dari generasi orang tua, tentu Anda perlu mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan, yang bisa jadi lebih kompleks, Moms. Dalam acara peluncuran inovasi S-26 Procal GOLD beberapa waktu lalu, psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPed memaparkannya sebagai berikut1. Banyak Lapangan Kerja yang Diganti RobotPresenter berita China Xinhua News yang pakai sistem AI. Foto New China TV via YouTubeGenerasi alfa hidup berdampingan dengan teknologi yang berkembang pesat dan maju. Meski begitu hal ini juga menjadi boomerang untuknya, karena di masa mendatang ada banyak pekerjaan yang bisa saja digantikan oleh Kerja Dibidang yang Belum Ada Jenis PekerjaanIlustrasi bayi ilmuwan. Foto Shutter Stock“Dulu kuliah cuma ada jurusan kedokteran, psikolog, marketing, ekonomi kalau sekarang ada banyak jurusan baru,” jelas Moms, semakin berkembangnya zaman maka kebutuhan dunia juga makin berputar, bertambah dan ada juga yang dikurangi. Mungkin ketika anak Anda nantinya sudah dewasa maka ada banyak muncul bidang pekerjaan baru yang saat ini belum ada jenis pekerjaanya. 3. Kualifikasi dan Tuntutan SDM TinggiIlustrasi wisuda. Foto pixabaySeiring berkembangnya zaman maka kebutuhan SDM juga semakin berubah dan terus meningkat. Maka dari itu generasi alfa dituntut untuk memiliki kualifikasi yang ditambah kedepannya, dunia akan mengalami global warming dan mungkin saja krisis dunia. Agar siap, pastikan si kecil mengenyam pendidikan yang tinggi, menjelaskan tentang tantangan yang akan dihadapi generasi alfa, Rosdiana juga memberi bekal untuk orang tua agar siap menghadapi tantangan. Salah satunya dengan progresive learning. Apa itu? Progresive learning adalah kemauan anak untuk terus belajar.“Jadi belajar sepanjang hidupnya bukan hanya sampai kuliah, terus udah,” pastikan asupan gizi anak terpenuhi. Tidak bisa dipungkiri saat gizi anak kurang maka tumbuh kembangnya juga tidak akan maksimal dan hal ini akan berdampak hingga dewasa, samping itu, anak juga harus memiliki karakter yang eksploratif, berfikir kritis, memiliki jiwa leadership serta rasa empati.
Meskipunsetiap manusia pasti akan dihadapkan pada masalah yang membuat hidup terasa penuh beban, namun ada lima hal utama nih yang bikin manusia semakin merasa hidupnya sangat berat. Yuk kita kurangi lima hal berikut nih. 1. Merasa iri pada hidup orang lain hingga sulit bahagia. Hal pertama yang bikin hidup semakin berat adalah rasa iri pada
› Tantangan generasi saat ini dan mendatang di dunia kerja sangatlah tinggi. Ini menuntut berbagai pengetahuan dan keterampilan yang adaptif dengan perkembangan masa kini. OlehESTER LINCE NAPITUPULU 6 menit baca KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO Puluhan anak muda bekerja sebagai pelayan toko customer service dalam jaringan daring di kantor Kampung Marketer di Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu 7/3. Ada 200 anak muda yang dilatih memanfaatkan teknologi untuk berbisnis dari desa dengan penghasilan Rp 1 juta sampai Rp 4,5 juta per tahun, 15 Juli ditetapkan sebagai World Youth Skills Day, hari yang dideklarasikan oleh United Nations General Assembly untuk memperingati pentingnya membekali generasi muda dengan keterampilan untuk mempersiapkan mereka dalam pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. Di tahun 2021, peringatan Hari Membekali Generasi Muda Keterampilan Sedunia untuk kedua kalinya diperingati dalam masa pandemi Covid-19. Kondisi pandemi juga berdampak besar pada tenaga kerja, termasuk generasi Covid-19 sejak 2020 membuat mobilitas manusia terbatas. Dunia kerja pun berubah total, pengangguran semakin meningkat karena banyak usaha/industri yang gulung tikar. Di masa PPKM Darurat di tahun 2021, kekhawatiran tentang nasib pekerja di Indonesia juga tak kalah mengkhawatirkan. Berdasarkan survei yang dilakukan JobStreet pada Juni 2021, sebanyak 52 persen pekerja Indonesia diberhentikan karena pandemi. Sebagian besar pekerja yang diberhentikan dari kalangan generasi muda yang memiliki latar beakang pendidikan rendah. Hal ini sangat disayangkan karena generasi mudalah yang akan meneruskan ekonomi bangsa dan penting untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi ekonomi masa muda tenaga kerja Indonesia menyadari tantangan baru yang menanti mereka di dunia kerja dan bersedia meluangkan waktu untuk memperoleh keterampilan baru agar bisa mempersiapkan diri revolusi industri banyak mendisrupsi kehidupan, termasuk dunia kerja, ditambah lagi dengan disrupsi karena pandemi Covid-19 tak terhindarkan mengubah tatanan industri dan tenaga kerja. Banyak jenis pekerjaan yang hilang sehingga menimbulkan penggangguran, tetapi banyak pula muncul peluang industri baru yang menuntut tenaga kerja dengan keterampilan laporan Jobs of Tomorrow oleh Forum Ekonomi Dunia WEF, pekerjaan di masa depan akan tumbuh 51 persen. Pekerjaan tersebut berasal dari industri baru yang sedang berkembang seperti pekerjaan green economy, data dan kecerdasan buatan AI, dan peran baru di bidang teknik, cloud computing, dan pengembangan itu, ekonomi masa depan akan menempatkan penekanan penting pada interaksi manusia yang berarti permintaan baru untuk pekerjaan di industri seperti marketing pemasaran, sales penjualan,dan content production produksi konten. Generasi muda perlu dipersiapkan dan dibekali dengan keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan di abad belajarTerlepas dari statistik ketenagakerjaan, survei JobStreet juga menemukan bahwa pekerja yang telah diberhentikan mulai mempelajari dan melatih hal-hal baru untuk mempersiapkan mereka dalam pekerjaan baru. Sebanyak 75 persen pekerja Indonesia secara sukarela melatih diri untuk pekerjaan baru, dan 67 persen dari mereka telah meluangkan banyak waktu untuk belajar. Jenis pekerjaan yang dipelajari para pekerja ini termasuk seni dan karya kreatif, IT, media informasi, sains dan penelitian, teknik, hukum, digitalisasi, komunikasi, dan layanan survei JobStreet juga ditemukan bahwa pada tahun 2020, sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia telah memilih belajar mandiri, meningkat dari 43 persen pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda tenaga kerja Indonesia menyadari tantangan baru yang menanti mereka di dunia kerja dan bersedia meluangkan waktu untuk memperoleh keterampilan baru agar bisa mempersiapkan diri mereka.”Sebagai partner karier kini dan nanti, JobStreet melihat bahwa generasi muda Indonesia memiliki banyak sekali potensi yang dapat diasah. Saat ini sudah tersedia banyak sarana untuk memperkaya wawasan dan keterampilan yang dapat diakses dengan mudah secara online, yang tentunya sangat bermanfaat,” kata Faridah Lim, Country Manager JobStreet pentingnya keterampilan bagi generasi muda, JobStreet sebagai partner karier kini dan nanti, juga memberikan kesempatan untuk memperoleh keterampilan baru yang akan membantu generasi muda di masa depan. Bekerja sama dengan FutureLearn, JobStreet menyediakan kursus gratis dan informasi eksklusif yang dapat mempersiapkan kandidat dengan pengetahuan yang tepat dan membantu mengasah keterampilan JOBSTREET INDONESIA Country Manager JobStreet Indonesia Faridah Lim kanan bawah dalam diskusi peluang kerja di masa pandemi. JobStreet mempertemukan perusahaan dan pencari kerja di acara Virtual Career Fair pada 9-11 menambahkan, JobStreet juga akan mengadakan serangkaian webinar bertajuk ”Driving Digital Transformation to Future-Proof Your Business” Mendorong Transformasi Digital untuk Mengamankan Masa Depan Bisnis Anda, yang akan membantu usaha kecil dan menengah serta calon wirausahawan muda untuk membimbing mereka dalam hal ini di era digital. Ada juga Virtual Career Fair, pameran karier virtual yang bisa dihadiri dari rumah untuk menemukan pekerjaan yang paling tepat.”Setelah mempertajam keterampilan, sudah waktunya untuk mempromosikan diri ke ratusan perusahaan yang turut berpartisipasi dalam JobStreet Virtual Career Fair,” kata kuliahMenjawab tantangan generasi muda yang siap memasuki dunia kerja dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan kompatibel, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek menggagas kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka tahun 2020. Sesuai dengan spirit program Kampus Merdeka MBKM dari Kemendikbudristek, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berharap ada semakin banyak mahasiswa yang ikut berbagai program MBKM sesuai minat dan juga Memperkuat Nalar Kritis dengan Semangat Merdeka BelajarKegiatan di luar kampus ini diakui setara 20 satuan kredit semester SKS sehingga dapat dilakukan optimal. Mahasiswa punya kesempatan untuk menggali potensi dirinya sebagai profesionalisme di banyak bidang, termasuk teknologi, bidang sosial, peneliti, hingga satu program MBKM yang berjalan, yakni program Bangkit, agar tercipta semakin banyak solusi berbasis teknologi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. ”Inovasi berbasis teknologi akan membuat lompatan besar dan menjadikan Indonesia pemain global yang tangguh di masa depan,” kata Kamis 15/7/2021, angkatan kedua dari program Bangkit, sebuah program dari Google yang dirancang untuk mempersiapkan para mahasiswa dengan keterampilan dan sertifikasi teknologi yang kini sangat dibutuhkan, telah menyelesaikan lebih dari 700 jam kursus untuk setiap mahasiswa yang telah berlangsung selama enam bulan. Pada tahun ini, mahasiswa dari 250 universitas telah menyelesaikan materi kursus selama satu semester, yang bobot studinya setara dengan 20 tahun lalu, siswa telah lulus dari program yang bergengsi ini. Google akan mulai menerima pendaftaran untuk program Bangkit 2022 sekitar akhir tahun PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pembukaan program Bangkit, pelatihan bidang teknologi, dari Google dan sejumlah perusahaan teknologi nasional dan didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi , Senin 15/2/2021.”Syarat agar bisa lulus dari program Bangkit tidaklah mudah. Kurikulumnya sangat menantang, disertai dengan banyak tugas, dan tugas akhir yang sangat mendorong para siswa untuk menerapkan kemampuan barunya,” ucap Randy Jusuf, Managing Director, Google menambahkan, peserta Bangkit tahun ini sekitar 30 persen perempuan dan 70 persen laki-laki. Mereka berasal dari kota-kota kecil di daerah dan wilayah perdesaan dari seluruh bekerja sama erat dengan pemerintah dan sektor universitas untuk mengembangkan kurikulum Bangkit dan meluncurkannya melalui program Kampus Merdeka. ”Kami sangat bangga dengan pencapaian ini, tetapi kami tidak akan mampu melakukannya tanpa dukungan dan dorongan dari Kemdikbudristek,” kata peserta program Bangkit diwajibkan mengerjakan tugas akhir kelompok yang terkait dengan salah satu prioritas strategis yang disebutkan dalam RPJMNdan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial. Ada 483 tim yang mengerjakan berbagai proyek, di antaranya, untuk membantu kalangan tunarungu, meningkatkan kualitas perawatan di rumah, serta perlindungan terhadap perempuan dan juga SMK Dituntut Lincah Mengikuti Dinamika IndustriSebanyak 15 tim teratas yang diseleksi dari tim-tim lainnya dan dipilih oleh panel juri ahli dari bidang akademis, teknologi, dan bisnis akan menerima dollar Amerika Serikat dari Google. Jika lulus penilaian oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dapat menerima dollar AS lagi untuk menyelesaikan proyek.”Walau siswa harus memilih salah satu dari tiga jalur pembelajaran teknis, mereka semua harus mendorong dirinya sendiri untuk keluar dari zona nyaman dan mempelajari berbagai keterampilan yang dapat menunjang kesiapan karier, seperti kepemimpinan persuasif, berpikir kritis, manajemen waktu, komunikasi, dan kerja sama,” ucap kerja virtual selama satu bulan untuk para lulusan ini akan dimulai pada 26 Juli. Para penyedia lapangan kerja yang tergabung dalam Konsorsium Perekrutan Bangkit termasuk Wings Group, Bank BTPN, Fazz Financial, Kalbe Farma, Tokopedia, Gojek, Ruangguru, dan masih banyak lagi, mereka akan memprioritaskan para lulusan baru ini dalam ratusan lowongan pekerjaan dan kesempatan magang.
. 8 385 323 123 30 424 334 324