JulianaI. 04 Januari 2022 23:13. Perhatikan kalimat berikut! Generasi masa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat. Berdasarkan keberadaan objek dalam kalimat, kalimat di atas tergolong A. Kalimat aktif transitif B. Kalimat aktif intransitif C. Kalimat pasif D. Kalimat berita.
Apendi Arsyad, MSi Bismillahirrahmanirrahiem Beberapa “tulisan ringan” saya yang menarasikan mengenai dinamika kehidupan masyarakat, bangsa dan negara NKRI menghadapi pandemi Covid 19, selalu saya japrikan kepada bapak Dengan maksud dan tujuan, saya ingin bertukar pikiran sharing ideas dengan beliau Uda Irsal urang awak Tokoh Minang perantauan yang sudah lama mukim di Kota Bogor. Las adalah senior saya di gerakan koperasi di kota Bogor, beliau sdh beberapa tahun dan hingga sekarang menjadi Ketua Pusat Koperasi Pegawai Negeri PKPN Kota Bogor dan penah menjabat Kepala Badan Penelitian Tanah Kementan RI thn 1990an. Pada tahun 2018 yang lalu saya bersama beliau mendapat SK dari Bapak Wali Kota Bogor Arya untuk sebuah tugas pembinaan perkoperasian di Kota Bogor, khusus kegiatan Coaching Clinic of Cooperation C-3. Beliau Ketua Teamnya C-3, sedangkan saya sebagai Sekretarisnya, yang dibantu sejumlah personil dari berbagai elemen Koperasi primer se Kota Bogor, dibawa arahan Kadiskop dan UKM Kota Bogor bapak Sejak itu saya dengan bpk Prof. Irsal Las terjalin persahabatan dekat, dan saling berkomunikasi lewat Whatsapp. Senior dan sahabatku Las/Profesor riset senior di Balitbangtan RI/mantan Kepala Balai Penelitian Tanah, setelah pensiun menjadi dosen LB di IPB dan Jakarta-, dari tulisan yg saya kirim kepada beliau ditanggapinya dengan ucapan terima kasih dan isi pesannya bagus’. Artinya beliau merespon positif’ karena ada kata “bagus”dari pesan balasannya feedback, sebagai pertanda diappresiasi oleh beliau. Akan tetapi, dibalik pesan baliknya tsb sang Profesor bertanya bagaimana ke depannya nasib masyarakat dan bangsa kita ? Dijawab beliau kayaknya “tantangan semakin lebih berat ya pak..” ?. Saya sependapat dengan apa yang dikemukakan Sang profesor tersebut. Kemungkinan beliau melihat, mengamati dan mempelajari berbagai kasus dan fenomena sosial yang terjadi cenderung “paradox”, yang kian tampak dalam kehidupan bermasyarakat, bermasyarakat dan bernegara. Walaupun beliau belum atau tidak menarasikan alasan2 apa dan argumentasi yang bagaimana dalam memberikan jawaban WA japri dari beliau kepada saya, sahabatnya. Oleh karena itu, untuk memperjelas pertanyaan dan jawaban singkat Sang Profesor tersebut tentang tantangan yg dihadapi bangsa dan negara kini dan kedepan semakin “berat”, saya memberanikan diri untuk menjawab dengan alasan2 yang rasional dan objektif dalam proses perjalanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang semakin berat dan komplek sifatnya. Bangsa Indonesia yg diproklamasikan 17/8-1945, kini telah memasuki usianya yang ke 75 oldest pada Agustus tahun 2020 yang akan datang ini. Selanjutnya apabila kita mengacu pada pendapat futurolog Alvin Toffler dengan bukunya yg sangat populer pada tahun 1980an berjudul The Third Wave Gelombang Ketiga, dan Jhon Nesbith dengan bukunya Mega-Trend’nya pernah dibahas di forum semnas Folapmi SF IPB Maret 1986 di Ciawi Bogor, maka bangsa Indonesia kini sudah memasuki babak baru peradaban “Gelombang ketiga” yaitu era masyarakat- informasi information society era/ISE sebagai hasil dari berbagai kemajuan di bidang industrialisasi padat modal. Era masyarakat Informasi ISE disebutkan juga peradaban masyarakat-informasi padat otak dan pengertian terbentuk sebagai akibat ditemukannya berbagai inovasi dari karya2 riset oleh para ilmuan, laboran dan praktisi untuk menghadapi banyak tantangan di masyarakat dan bangsa yg beragam dan mengagumkan yg kita hadapi dewasa ini. Yang paling hebat dan terpenting adalah bagaimana memahami serta membentuk revolusi teknologi baru, yg memerlukan tidak kurang dari suatu transformasi ummat manusia. Kita kini berada pada masa, terjadinya revolusi yg secara mendasar telah merubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan antar manusia lainnya. Dalam skala, cakupan serta kompleksitasnya apa yg disebut sebagai Revolusi industri ke empat Klaus Schwab. 2016. Perubahan pola budaya dan sosial berlangsung secara sangat cepat di berbagai bidang kebutuhan hidup dan juga perkembangan “life science”, diantara riset dan aflikasi information technology of communication ITC melesat begitu pesatnya dengan penggunaan internet, membuat dunia semakin relatif “kecil” dan tanpa batas globalisasi. Dampak dari kemajuan iptek ITC tsb, yang didukung oleh seperangkat teknologi kecerdasan buatan artifisial inteligence=AI, internet untuk segala internet of things=IoT, kenderaan otomatis drone, percetakan 3 dimensi 3D, nanoteknologi, bioteknologi, sains material, penyimpanan energi serta komputasi kuantum, maka manusia, barang dan komoditas jasa pun mengalami pergerakan mobilisasi ke mana2, dimana2 dan kapan saja dengan cara lebih mudah dan sangat cepat. Revolusi ini terjadi saat ini melaju dengan kecepatan eksponensial ketimbang linear. Ini terjadi karena dunia yg kita hidupi saat ini semakin beragam dan secara mendalam saling terhubung, dan faktanya bahwa teknologi baru akan melahirkan teknologi yang semakin baru dan semakin mumpuni. Kesemuanya ini membuat gaya dan kebutuhan hidup manusia lifestyle dan kebutuhan hidup human needs berubah secara radikal dan revolusioner. Hidup ummat manusia menjadi mudah dengan adanya kemajuan teknologi ITC bagi mereka yg bisa memanfaatnya, yang bisa mengubah tantangan menjadi peluang Astrid Savitri, 2019. Sebaliknya juga ada muncul sejumlah dampak negatif dalam lingkungan sosial tertentu yang tidak bisa beradaptasi dengan kondisi yg baru. Sebagai contoh dampak pandemi Covid 19 tampak jelas perannya di masyarakat, dan berdampak penggunaan enternet untuk segala internet of thing dengan berbagai akitivitas seperti belanja daring go-food, go-send, zoom-join meeting utk seminar atau rapat2 virtual, working from home online/daring, learn from home kuliah daring dengan berbagai aplikasi soft ware, big data mengumpulkan segala data, dan analisis secara real-time oleh perangkat dan sistem, dan infrastruktur digital yang aman dan dapat diandalkan untuk menghubungkan semua perangkat diatas. Kondisi kehidupan masyarakat dan bangsa kita di zaman Now milllenial era sedang memasuki era revolusi industri Revolusi industri tsb ini dibangun diatas revolusi digital, dan penggabungan beragam teknologi yg membawa pada pergeseran paradigma dalam perekonomian, bisnis, kemasyakatan, dan dalam diri orang per orang. Ini bukan hanya mengubah “apa” dan “bagaimana” dalam melakukan sesuatu, akan tetapi juga “siapa” diri kita. Hal ini kemudian berdampak melibatkan transformasi seluruh sistem, melintasi dan berada dalam negara, perusahaan, industri, dan masyarakat secara keseluruhan Klaus Schwab, 2016 Dengan revolusi industri membuat terjadinya berbagai keputusan strategis dan penting diselimuti dan dibalut dengan suasana dan masa depan ketidakpastian era disrupsi Determinasi faktor pesatnya kemajuan iptek di bidang ITC berbasis digital online. Kemudian ditambah lagi di abad ke 21 era millenium sekarang ini datang pula wabah virus baru Corona pada tahun 2019 melanda dunia, yg sumber asal penularannya dari kota Wuhan China. WHO memberi nama bencana wabah virus baru Corona yang menglobal ini di sebut Pandemi Covid 19. Kehadirannya sangat mengaget umat manusia dan memporak-porandakan kehidupan sosial negara2 di seluruh dunia, terutama bagi para pemimpin negara dan dunia tidak berpengalaman mengatasi pandeminya dan banyak pula negara2 yang belum siap menghadapi kasus pandemi Covid 19 hingga sekarang, termasuk negara maju sekalipun spt USA, UK, Italia, Perancis etc. Solusinya untuk mengatasi dan menanggulangi belum jelas dan pasti panik, seperti Vaksin pencegah dan pengobatan belum ditemukan para ahli medik. Selain itu adanya kasus penularan wabah Covid 19 memunculkan pro dan kontra terbukti adanya konsep dan teori konsfirasi dari para kapitalis yg bermoral hazard serakah. Dampak negatif Covid 19 antar negara USA dengan China terjadi “konflik”; Presiden Amerika Donald Trump “marah’ kepada WHO dengan memberi sanksi mencabut dana hibahnya ke WHO, dengan beberapa tuduhan. Begitu pun cara melawan wabah virus baru Corona Desember 2019, Pemerintah mengeluarkan kebijakan bukan Lockdow/semilockdown, melainkan diganti dan diterapkan PSBB karantina wilayah cukup berat dilaksanakan masyarakat, dan banyak pelanggaran aturan protokol kesehatan Covid 19 spt tidak pakai masker, berkerumunan mengabaikan jarak sosial, sholat berjemaah di masjid dengan shop2 yg rapat do not social distancing, jemaah tidak bermasker,…etc, akibatnya hasilnya kurang efektif. Skrg PSBB akan dicoba dirubah menjadi “new normal society”. Apakah masyarakat sudah siap? Ini sebuah tantangan yang cukup berat untuk merubah pola berperilaku dan pola budaya masyarakat-bangsa, yg kita tahu manusia Indonesia senang bersalam-salaman antar sesama, dan senang berkumpul-kumpul ngarumpi, babual-bual antar famili, kerabat dan sahabat di masyarakat Indonesia yg guyub dan berbudaya gotong-royong gemeinschaft society yang telah berlangsung turun- temurun merupakan adat istiadat, ini tidak bisa dirubah seketika instant Untuk merubah pola berperilaku “new normal society” perlu proses dengan butuh waktu yg agak lama dan disertai dengan program learning process “pendidikan, latihan, penyuluhan dan penerangan diklatluhpen yg teratur, terukur, terpadu, tepat sasaran, dan berkelanjutan. Jika masyarakat patuh terhadap aturan protokol kesehatan pencegahan pandemi Covid 19 dengan paksaan coursive secara penegakan hukum bagi para pelanggar aturan protokol law enforcement, tapi ini memang tidak mudah untuk dilakukan. Hambatan sosiologis dan kultural yang demikian dominan tsb, terbukti masyarakat dan bangsa Indonesia terutama kalangan anggota masyarakat lapisan bawah masyarakat akar rumput sebagian besar belum dan bahkkan tidak siap menjalaninya Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB, dan juga kondisi kemampuan APBN sangat terbatas belum bisa menyediakan sapras kesehatan dan kehidupan yg layak sesuai standar, dan membiayai kebutuhan hidup yg mencukupi bagi masyarakat bawah yg terdampak, minimal untuk bahan2 sembako. Pimpinan negara dan Pemerintahan baik di Pusat maupun di Daerah agak kesulitan dan kewalahan menertibkan anggota masyarakat kelas menengah bawah yang tidak disiplin dalam melaksanakan PSBB mengikuti protokol kesehatan Covid 19 sesuai ketentuan WHO, dan himbauan2 Pemerintah dan ulama MUI di beberapa media massa TV, Radio, koran-HU, etc kurang dan bahkan tidak begitu didengar dan kurang dihiraukan sebagian besar public. Kurang efektifnya pelaksanaan PSBB, diperparah lagi adanya aturan2 protokol kesehatan Covid 19 yg dibuat, kurang tegas pelaknaannya yg terkadang banyak juga dilanggar oknum aparat/pejabat Pemerintah itu sendiri lihat kasus LBP memasukan tenaga kerja asal China ke Indonesia, sedangkan warga negara yg lain dilarang. Ini membuktikan adanya tindakan dan perbuatan diskriminatif tidak adil, juga pasar modern mal-mal dibuka, sedangkan sarana ibadah spt masjid2 dibatasi bahkan ditutup, dan membuat masyarakat berpotensi tidak lagi percaya untrust society dalam menjalankan PSBB, terutama tampak di masyarakat yg mukimnya di perkampungan dan perdesaan. Terakhir praktek2 dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara muncul berbagai perbuatan yang saling bertentangan paradoks, misal Besarnya impor produk2 pertanian yang pro-konsumen bukan vs ke produsen/petani-peternak dan petani ikan/nelayan; UU Minerba yg terbukti pro kapitalis-konglomerat versus kepentingan negara BUMN dan atau kerakyatan Badan Usaha Koperasi Indonesia. Ditambah lagi kasus BPIP yg tupoksinya memantapkan pelaksanaan falsafah bangsa dan ideologi negara Pancasila, kenyataannya di lapangan semakin tidak jelas arah, bahkan fungsi dan rekruitmennya orang spt LS pun yg bermasalah moral bisa masuk BPIP ?, statementnya Ketua BPIP juga pernah ngawur yg menyatakan “musuh Pancasila adalah agama” yg kemudian berpolemik dan ditentang pimpinan MUI. Ada lagi gejala sosial paradoks yg memprihatinkan, menyebar di media sosial yaitu mulai kembali bangkitnya ajaran ideologi Komunis/ PKI di tanah air apa benar ini ?, yang jelas2 pernah berkhianat kepada bangsa dan NKRI pada tgl 30 September 1965, dengan membunuh para Jenderal TNI AD secara sadis dan biadab di lubang buaya kawasan Halim Perdana Kesumah- Jaktim. Untuk hal tsb sudah tercatat dalam sejarah nasional kita. Peristiwa ini tidak bisa kita abaikan, dibiarkan dan didiamkan begitu saja. Paradoks berikutnya adalah penyelenggaraan agenda politik nasional Pemilu untuk Pileg dan Pilpres RI dilakukan secara demokrasi langsung, dengan mengeluarkan biaya politik cost politic yang sangat besar, akan tetapi hasilnya belum bisa melahirkan para elit politik anggota DPR RI dan DPRD Prov/kab/Kota dan kepemimpinan nasional Presiden dan Wapres dan daerah Gubernur, Bupati dan walikota yang ideal berintegritas dan profesional sesuai harapan konstitusi negara UUD 1945, dan moral dan etik Pancasila. Faktanya banyak diantara mereka ditangkap KPK, karena berkasus, dan tersangkut pelanggaran hukum seperti perbuatan korupsi dan kolusi, serta manipulasi dana APBN dan APBD serta perbuatan melawan hukum lainnya law enforcement. Dengan lain kata, demokrasi yg telah diselenggarakan KPU, nampaknya kurang sejalan dengan spirit dan ideologi Sila ke-4 Pancasila yg sebenarnya, yang lebih mengedepankan sistem keterwakilan dalam hikmah kearifan, diatas nalar sehat/akal- budi permusyaratan untuk mufakat as’suroh sosial, yg diwariskan oleh para genuin The Founding Father of NKRI sudah mulai ditinggalkan sejak amandemen UUD 1945 sampai 4 kali sebagai tuntutan gerakan reformasi, yg menurut pendapat saya, reformasi agak “kebablasan” dan mengundang banyak konflik sosial. Demokrasi langsung nan bebas liberalistik yg diterapkan dalam Pemilu tersebut telah berhasil melahirkan kepemimpinan politik oligarki di negeri ini, dimana the ruling party dan elite politik sebagai aparatur penyelenggara negara, kini dikuasai dan dikendalikan kalangan pemilik modal dan kaum saudagar capitalistical- community yg serakah dan berbahaya bermoral hazard, sehingga melahirkan lingkaran setan permasalahan yg rumit dan tidak “berujung”, yang kemudian menghambat proses pencapaian kesejahteraan rakyat social well being. Buktinya di negeri “paradoks”, alokasi dan distribusi asset publik state and communal property rights secara pelan dan pasti, kini bergeser kepemilikannya ke pribadi2 dan koorporasi swasta private property rights seperti kepemilikan dan penguasaan lahan tanah untuk perkebunan skala besar, perumahan mewah real estate of proverty dan kawasan industri, konsesi lahan pertambangan kasus UU Minerba, SDA air, SDA hutan, kawasan pesisir dan sepadan-pantai untuk usaha ekotourisme bisnis perhotelan dan resto., etc, yang dikuasai pihak aseng China dan asing. Dalam bahasa para pemerhati sosial spt Batubara, Dr M Said Didu, Noorsy, Ismail Yusanto jubir HTI, etc sudah banyak terjadi di negeri ini perampokan2 dan penjarahan terhadap SDA dan jasa2 lingkungan Indonesia yg indah dan melimpah yg telah dikuras para kapitalis. Konsekwensinya kesenjangan sosial-ekonomi sosec- gap terjadi semakin menganga, ditunjukkan oleh angka indeks Gini Rasio ekonomi berkisar antara 3,8 sd 4,1 lampu merah, status masuk kategori berbahaya. Hal ini menuntut kewaspadaan nasional kita sebagai warga bangsa WNI yang baik demi keselamatan NKRI yg kuat dan lestari. Dan banyak lagi kondisi “paradoks” yg lain, yang kesemuanya itu membuat perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara NKRI=Negara Kesatuan Republik Indonesia ke depan bisa terganggu. Keragaan sebagaimana yg telah dinarasikan tsb, bisa merupakan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan ATHG yang semakin berat dan komplek, yang harus dicermati secara kritis oleh para warga bangsa. Hal ini memerlukan kewaspadaan setiap patriot bangsa. Akan tetapi saya berkeyakinan eksistensi bangsa Indonesia dan NKRI akan tetap terjamin, apabila pilar kebangsaan- ummat beragama, terutama Ormas beserta Umat Islam Indonesia yg mayoritas peduli dan tetap bersatu, dan diperkuat dengan kekuatan pembela negara TNI yg tetap setia pada Pancasila dan NKRI terkonsolidasi dengan baik. Kemudian diperkuat lagi oleh kaum Cendekiawan, Pakar dan ilmuan Indonesia, termasuk di dalamnya kekuatan masyarakat sipil yang nasionalis-religius tetap solit dan bersatu, maka NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 tetap lestari sustainable dalam mengawal peradaban yang berkemajuan. Selanjutnya kita berharap para pemimpin negeri ini, hendaknya mampu mewujudkan cita2 nasional Mensejahteraan rakyatnya yang berkeadilan sosial dan bermakmuran bersama, bukan kemakmuran orang perseorangan do not- conglomeration. Para elite bangsa dan negara juga haruslah berkomitmen dan berjuang keras menghilangkan berbagai paradoks yang hinggap dalam produk2 public- policy dan Peraturan-Perundang2an yang diberlakukan, dan menghambat kepentingan rakyat. Sekian dan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT melindungi dan menolong kita semua sbg warga negara-bangsa Indonesia..Amin3 YRA.. Mohon dimaafkan, apabila ada kekurangan dalam tulisan ini, yang tidak berkenan dihati pembaca sekalian. Adanya kritikan di tulisan ini dilandasi niat untuk saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan fastabiqul-khairats, agar Indonesia di masa depan menjadi lebih baik… Sukron barakallah. Penulis adalah Lektor Kepala pada Prodi Agribisnis Faperta UNIDA Bogor; Pendiri UNIDA; dan Aktivis Ormas di Bogor
Contoh Ayahku bekerja di perusahaan Nasional. Kalimat di soal termasuk dalam kalimat aktif transitif. Predikat dalam kalimat tersebut adalah "akan menghadapi", sedangkan objeknya adalah "tantangan hidup yang semakin berat". Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah "A. kalimat aktif transitif". Semoga membantu :)
› Penting bagi generasi muda untuk turun tangan mengatasi isu lingkungan. Anak muda perlu melakukan perubahan positif, kemudian menjadi teladan yang hidup. AP / KIRSTY WIGGLESWORTH Para aktivis kelompok Extinction Rebellion berkumpul di Lapangan Parlemen pusat kota London dalam aksi krisis iklim, Selasa 1/9/2020.Dua tahun silam, pada 2019, remaja sekaligus aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, meradang di Pertemuan Puncak Aksi untuk Iklim pada rangkaian Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia menagih keseriusan orang dewasa yang berjanji mengatasi perubahan pemerintah di seluruh dunia dinilai belum memberi solusi yang menjanjikan. Padahal, dunia sedang berkejaran dengan waktu menekan dampak perubahan iklim. Efek perubahan iklim tidak hanya akan terjadi di masa depan, tetapi sedang terjadi sekarang. Organisasi Meteorologi Dunia WMO per September 2019 mencatat kenaikan suhu bumi mencapai 1,1 derajat celsius. WMO juga memprediksi kenaikan suhu global rata-rata tahunan pada 2020-2024 mencapai 1 derajat celsius di atas masa TZORTZINIS Warga berjibaku memadamkan kebakaran hutan di Desa Gouves di Pulau Evia, sekitar 189 kilometer 118 mil utara Athena, Yunani, Minggu 8/8/2021.Dunia bakal menghadapi gelombang panas, cuaca ekstrem, hingga bencana hidrometeorologis. Apabila itu terjadi, banyak orang terancam mengungsi dan ada pula potensi korban jiwa. Kebakaran besar di Yunani, misalnya, terjadi karena gelombang panas dampak perubahan iklim saat ini sudah berat, kondisi akan semakin berat buat generasi muda. Belum tentu ada jaminan kehidupan yang baik di masa mendatang. Perubahan iklim ibarat dosa warisan yang justru harus ditanggung Juga Greta Thunberg ”Beraninya Kalian!”Generasi muda menghadapi konsekuensi krisis lingkungan. Krisis ini berdampak ke penurunan kualitas lingkungan. Kualitas udara, air, dan tanah yang buruk pada akhirnya menyebabkan masalah kesehatan hingga krisis ini yang digugat Greta. Ia menuding bahwa orang-orang dewasa telah mencuri mimpi dan masa depannya serta anak-anak lain. Di mata Greta, orang dewasa gagal menunaikan janji untuk mengatasi isu iklim. ”Beraninya kalian!” bergerakTak mau berlarut-larut dalam masalah, generasi muda mulai bergerak sesuai kemampuan masing-masing. Apabila Greta lantang bersuara soal perubahan iklim, ada pemuda-pemudi lain yang menjaga lingkungan dengan cara lain. Ada yang mulai dari gerakan terkecil, seperti membawa kantong belanja sendiri, berhenti memakai sedotan plastik, serta rutin membersihkan pantai dan sungai dari Sungai Watch, Gary Bencheghib 26, sejak usia belasan tahun rutin membersihkan sampah di pantai. Ia dan saudara-saudaranya kemudian mengajak sejumlah teman untuk berpartisipasi. Gerakan ini menjadi semakin besar seiring berjalannya waktu.”Saya kemudian tahu bahwa 80 persen sampah di pantai terbawa dari sungai. Belum semua orang tahu soal itu,” kata Gary dari Bali secara daring, Jumat 6/8/2021.Baca Juga Generasi Muda Dorong Upaya Serius Tangani Krisis IklimIa lalu menginisiasi Sungai Watch pada 2020, yaitu gerakan peduli kelestarian sungai. Gerakan ini mewadahi lebih dari relawan di Bali. Kebanyakan dari mereka adalah anak muda berusia 16-28 tahun. Mereka digandeng melalui sosialisasi hingga ke memasang jaring sampah di sungai-sungai untuk mencegah sampah lepas ke laut. Sejak Oktober 2020 hingga kini, sudah ada 84 jaring yang terpasang di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Denpasar. Mereka berencana memasang 100 jaring dalam waktu dekat. Selain memasang jaring, para relawan juga rutin membersihkan sampah yang Sungai Watch Sejumlah orang dari komunitas Sungai Watch membersihkan sampah di kawasan hutan mangrove, Denpasar, Bali, Juni 2021. Sungai Watch diinisiasi Gary Bencheghib, pemuda asal Perancis yang telah belasan tahun tingggal di Bali. Sungai Watch dibuat karena keprihatinan anak muda terhadap sampah yang terbawa dari sungai ke Watch bekerja sama dengan pemerintah untuk memperluas gerakan ini hingga ke Jawa. Menurut rencana, ada 80 jaring sampah yang akan dipasang di Jawa Timur dan 150 jaring di Bali bagian barat. Tujuannya untuk mengurangi sampah yang masuk ke Pantai Kuta setiap musim hujan. Kegiatan di Jawa akan berlangsung tahun Gary, penting bagi generasi muda untuk turun tangan mengatasi isu lingkungan. Anak muda perlu melakukan perubahan positif, kemudian menjadi teladan yang hidup.”Jika kita tidak melakukan apa pun, gunung sampah akan semakin besar. Kita perlu memberi contoh bahwa pemuda bisa berperan, kemudian menunjukkannya ke generasi yang lebih tua,” kata anak muda juga ditunjukkan melalui dialog ”Muda Bersuara 2021 Selamatkan Generasi Emas 2045 dari Krisis Iklim”. Dialog itu diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia FPCI dengan 21 universitas di Indonesia. Dialog berlangsung pada 4-16 Agustus Juga Perubahan Iklim Berdampak Kebakaran Terburuk Sepanjang SejarahDialog diselenggarakan agar semua pemangku kepentingan bisa duduk bersama dan berdiskusi, mulai dari pemerintah, pakar, organisasi, hingga anak muda. Diskusi ini diharapkan menghasilkan solusi dan memantik inisiatif prolingkungan.”Tidak ada jalan kembali untuk generasi kami dan generasi masa depan. Sekarang kita bisa jadi bagian dari agen perubahan. Masih ada kesempatan memperlambat laju perubahan iklim selama kita beraksi hari ini. Dengan partisipasi semua pihak, kita bisa usahakan yang terbaik buat masa depan dunia,” tutur Marvella, mahasiswi Universitas Indonesia, pada konferensi pers daring, Juli survei oleh pada 2020, ada 89 persen penduduk muda di Indonesia yang khawatir atau sangat khawatir dengan dampak krisis iklim. Yang mereka khawatirkan meliputi krisis air bersih 15 persen, krisis pangan 13 persen, dan penyebaran penyakit 10 persen.Sementara itu, 19 dari 20 responden meyakini bahwa manusia punya peran besar menyebabkan krisis iklim. Survei ini dilakukan terhadap penduduk berusia 20-30 tahun pada Juli-September khawatir, sebagian generasi muda mengaku optimistis mencegah kerusakan alam. Ini tampak dari survei indeks optimisme yang dilakukan Good News From Indonesia GNFI dengan Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia KedaiKOPI. Dari 800 responden, sebanyak 43,1 persen di antaranya menyatakan optimistis, sementara 56,9 persen lainnya HELABUMI Aktivis lingkungan menggelar kampanye Jeda Untuk Iklim yang menyuarakan ancaman krisis iklim bumi di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat 27/11/2020. Mereka menyerukan komitmen serius dari pemerintah dan pelaku industri dalam bertanggung jawab menangani dampak perubahan iklim yang terus mengancam Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika pada Jumat 13/8/2021 mengatakan, generasi Z dan milenial adalah generasi yang kritis mempertanyakan kredibilitas pemangku otoritas. Hal ini termasuk kemampuan pemerintah mengatasi krisis. Pemerintah dinilai perlu beradaptasi dengan tuntutan itu melalui kebijakan yang tepat.”Saya rasa ini peluit nyaring yang mesti didengar pemerintah,” katanya. ”Jika tidak, pemerintah akan dianggap bagian dari masalah, bukan pemecah masalah,” tutur Juga Anak Muda Menggerakkan Kepedulian LingkunganGenerasi muda juga menuntut pemerintah dunia lebih agresif mengatasi isu lingkungan. Target menurunkan emisi karbon 50 persen pada 2030 dinilai perlu lebih menunggu orang dewasa melakukan tugasnya, generasi muda akan terus memperjuangkan hidupnya di masa depan. Seperti kata Greta di Sidang Majelis Umum PBB, ”Pesan saya adalah kami akan mengawasi kalian.” EditorAloysius Budi Kurniawan
com JAKARTA - Kalangan generasi milenial dinilai akan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih berat. Pasalnya, tidak hanya dihadapkan pada disrupsi teknologi, milenial saat ini harus menghadapi tantangan krisis pandemi Covid-19 dan disrupsi perubahan iklim. Jam malam itu akan berlangsung hingga Senin pukul 06.
JAKARTA - Kalangan generasi milenial dinilai akan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih tidak hanya dihadapkan pada disrupsi teknologi, milenial saat ini harus menghadapi tantangan krisis pandemi Covid-19 dan disrupsi perubahan Institut Pertanian Bogor Arif Satria mengatakan, ada tujuh sektor ekonomi yang perlu didorong oleh milenial ke depan untuk bisa menghadapi tantangan argomaritim kata dia akan menjadi fokus pembangunan berkelanjutan karena sektor ini terus tumbuh di krisis apapun, baik di krisis moneter 1998, krisis keuangan global pada 2009, dan krisis pandemi Covid-19 saat ini. Oleh karena itu sektor ini dinilai lebih tahan banting pada saat terjadi krisis dibandingkan sektor lainnya.“Di Indonesia sama, mayoritas PDRB di seluruh provinsi masih didominasi sektor ini, namun sektor ini butuh pendekatan baru, oleh karena itu tugas milenial untuk menemukan pendekatan baru itu,” katanya dalam acara Pekan Milenial Naik Kelas 2022 yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta, Selasa 5/4/2022.Baca JugaKlaim Sukses Besar, 70 Persen Tim Manajemen Prakerja dari Kalangan MilenialPeran Generasi Milenial Bantu Wujudkan Pertanian ModernKedua, Arif mengatakan desa akan menjadi pusat pertumbuhan baru, yang berbasiskan keunggulan ekonomi digital ke depan akan meningkatkan efisiensi dan akses sumber ekonomi moral atau gift economy menurutnya akan menjadi pondasi ketangguhan sosial ekonomi. Selanjutnya, sektor kelima, yaitu ekonomi hijau/biru yang diproyeksi akan meningkatkan nilai tambah dan produksi perilaku sehat dan hijau untuk mendukung konsumsi yang berkelanjutan. Ketujuh, inovasi, yaitu sebagai penggerak techno-sociopreneurship. Inovasi kata Arif sangat penting karena berkorelasi dengan PDB/kapita suatu negara.“Global Innovation Index berkorelasi dengan GDP, Jika ingin menjadi negara besar, tidak ada cara lain selain inovasi,” tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Hadijah Alaydrus Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Hidupadalah sebuah perjuangan, artinya manusia hidup pasti penuh dengan perjuangan dan cobaan, Mulai dari lahir hingga sukses di masa tua, tentunya melalui berbagai macam cobaan hidup, ada yang tabah dan selalu optimis dan hasilnya ada sebuah keseksesan, tapi ada juga pesimis dan hasilnya adalah kegagalan, semua butuh proses, ibarat tanaman
anak generasi alfa Foto ShutterstockAnak yang lahir di antara tahun 2010 atau 2011 hingga 2025 mendatang masuk ke dalam generasi alfa. Generasi ini umumnya merupakan anak-anak dari generasi orang tua, tentu Anda perlu mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan, yang bisa jadi lebih kompleks, Moms. Dalam acara peluncuran inovasi S-26 Procal GOLD beberapa waktu lalu, psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPed memaparkannya sebagai berikut1. Banyak Lapangan Kerja yang Diganti RobotPresenter berita China Xinhua News yang pakai sistem AI. Foto New China TV via YouTubeGenerasi alfa hidup berdampingan dengan teknologi yang berkembang pesat dan maju. Meski begitu hal ini juga menjadi boomerang untuknya, karena di masa mendatang ada banyak pekerjaan yang bisa saja digantikan oleh Kerja Dibidang yang Belum Ada Jenis PekerjaanIlustrasi bayi ilmuwan. Foto Shutter Stock“Dulu kuliah cuma ada jurusan kedokteran, psikolog, marketing, ekonomi kalau sekarang ada banyak jurusan baru,” jelas Moms, semakin berkembangnya zaman maka kebutuhan dunia juga makin berputar, bertambah dan ada juga yang dikurangi. Mungkin ketika anak Anda nantinya sudah dewasa maka ada banyak muncul bidang pekerjaan baru yang saat ini belum ada jenis pekerjaanya. 3. Kualifikasi dan Tuntutan SDM TinggiIlustrasi wisuda. Foto pixabaySeiring berkembangnya zaman maka kebutuhan SDM juga semakin berubah dan terus meningkat. Maka dari itu generasi alfa dituntut untuk memiliki kualifikasi yang ditambah kedepannya, dunia akan mengalami global warming dan mungkin saja krisis dunia. Agar siap, pastikan si kecil mengenyam pendidikan yang tinggi, menjelaskan tentang tantangan yang akan dihadapi generasi alfa, Rosdiana juga memberi bekal untuk orang tua agar siap menghadapi tantangan. Salah satunya dengan progresive learning. Apa itu? Progresive learning adalah kemauan anak untuk terus belajar.“Jadi belajar sepanjang hidupnya bukan hanya sampai kuliah, terus udah,” pastikan asupan gizi anak terpenuhi. Tidak bisa dipungkiri saat gizi anak kurang maka tumbuh kembangnya juga tidak akan maksimal dan hal ini akan berdampak hingga dewasa, samping itu, anak juga harus memiliki karakter yang eksploratif, berfikir kritis, memiliki jiwa leadership serta rasa empati. Meskipunsetiap manusia pasti akan dihadapkan pada masalah yang membuat hidup terasa penuh beban, namun ada lima hal utama nih yang bikin manusia semakin merasa hidupnya sangat berat. Yuk kita kurangi lima hal berikut nih. 1. Merasa iri pada hidup orang lain hingga sulit bahagia. Hal pertama yang bikin hidup semakin berat adalah rasa iri pada
› Tantangan generasi saat ini dan mendatang di dunia kerja sangatlah tinggi. Ini menuntut berbagai pengetahuan dan keterampilan yang adaptif dengan perkembangan masa kini. OlehESTER LINCE NAPITUPULU 6 menit baca KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO Puluhan anak muda bekerja sebagai pelayan toko customer service dalam jaringan daring di kantor Kampung Marketer di Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu 7/3. Ada 200 anak muda yang dilatih memanfaatkan teknologi untuk berbisnis dari desa dengan penghasilan Rp 1 juta sampai Rp 4,5 juta per tahun, 15 Juli ditetapkan sebagai World Youth Skills Day, hari yang dideklarasikan oleh United Nations General Assembly untuk memperingati pentingnya membekali generasi muda dengan keterampilan untuk mempersiapkan mereka dalam pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. Di tahun 2021, peringatan Hari Membekali Generasi Muda Keterampilan Sedunia untuk kedua kalinya diperingati dalam masa pandemi Covid-19. Kondisi pandemi juga berdampak besar pada tenaga kerja, termasuk generasi Covid-19 sejak 2020 membuat mobilitas manusia terbatas. Dunia kerja pun berubah total, pengangguran semakin meningkat karena banyak usaha/industri yang gulung tikar. Di masa PPKM Darurat di tahun 2021, kekhawatiran tentang nasib pekerja di Indonesia juga tak kalah mengkhawatirkan. Berdasarkan survei yang dilakukan JobStreet pada Juni 2021, sebanyak 52 persen pekerja Indonesia diberhentikan karena pandemi. Sebagian besar pekerja yang diberhentikan dari kalangan generasi muda yang memiliki latar beakang pendidikan rendah. Hal ini sangat disayangkan karena generasi mudalah yang akan meneruskan ekonomi bangsa dan penting untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi ekonomi masa muda tenaga kerja Indonesia menyadari tantangan baru yang menanti mereka di dunia kerja dan bersedia meluangkan waktu untuk memperoleh keterampilan baru agar bisa mempersiapkan diri revolusi industri banyak mendisrupsi kehidupan, termasuk dunia kerja, ditambah lagi dengan disrupsi karena pandemi Covid-19 tak terhindarkan mengubah tatanan industri dan tenaga kerja. Banyak jenis pekerjaan yang hilang sehingga menimbulkan penggangguran, tetapi banyak pula muncul peluang industri baru yang menuntut tenaga kerja dengan keterampilan laporan Jobs of Tomorrow oleh Forum Ekonomi Dunia WEF, pekerjaan di masa depan akan tumbuh 51 persen. Pekerjaan tersebut berasal dari industri baru yang sedang berkembang seperti pekerjaan green economy, data dan kecerdasan buatan AI, dan peran baru di bidang teknik, cloud computing, dan pengembangan itu, ekonomi masa depan akan menempatkan penekanan penting pada interaksi manusia yang berarti permintaan baru untuk pekerjaan di industri seperti marketing pemasaran, sales penjualan,dan content production produksi konten. Generasi muda perlu dipersiapkan dan dibekali dengan keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan di abad belajarTerlepas dari statistik ketenagakerjaan, survei JobStreet juga menemukan bahwa pekerja yang telah diberhentikan mulai mempelajari dan melatih hal-hal baru untuk mempersiapkan mereka dalam pekerjaan baru. Sebanyak 75 persen pekerja Indonesia secara sukarela melatih diri untuk pekerjaan baru, dan 67 persen dari mereka telah meluangkan banyak waktu untuk belajar. Jenis pekerjaan yang dipelajari para pekerja ini termasuk seni dan karya kreatif, IT, media informasi, sains dan penelitian, teknik, hukum, digitalisasi, komunikasi, dan layanan survei JobStreet juga ditemukan bahwa pada tahun 2020, sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia telah memilih belajar mandiri, meningkat dari 43 persen pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda tenaga kerja Indonesia menyadari tantangan baru yang menanti mereka di dunia kerja dan bersedia meluangkan waktu untuk memperoleh keterampilan baru agar bisa mempersiapkan diri mereka.”Sebagai partner karier kini dan nanti, JobStreet melihat bahwa generasi muda Indonesia memiliki banyak sekali potensi yang dapat diasah. Saat ini sudah tersedia banyak sarana untuk memperkaya wawasan dan keterampilan yang dapat diakses dengan mudah secara online, yang tentunya sangat bermanfaat,” kata Faridah Lim, Country Manager JobStreet pentingnya keterampilan bagi generasi muda, JobStreet sebagai partner karier kini dan nanti, juga memberikan kesempatan untuk memperoleh keterampilan baru yang akan membantu generasi muda di masa depan. Bekerja sama dengan FutureLearn, JobStreet menyediakan kursus gratis dan informasi eksklusif yang dapat mempersiapkan kandidat dengan pengetahuan yang tepat dan membantu mengasah keterampilan JOBSTREET INDONESIA Country Manager JobStreet Indonesia Faridah Lim kanan bawah dalam diskusi peluang kerja di masa pandemi. JobStreet mempertemukan perusahaan dan pencari kerja di acara Virtual Career Fair pada 9-11 menambahkan, JobStreet juga akan mengadakan serangkaian webinar bertajuk ”Driving Digital Transformation to Future-Proof Your Business” Mendorong Transformasi Digital untuk Mengamankan Masa Depan Bisnis Anda, yang akan membantu usaha kecil dan menengah serta calon wirausahawan muda untuk membimbing mereka dalam hal ini di era digital. Ada juga Virtual Career Fair, pameran karier virtual yang bisa dihadiri dari rumah untuk menemukan pekerjaan yang paling tepat.”Setelah mempertajam keterampilan, sudah waktunya untuk mempromosikan diri ke ratusan perusahaan yang turut berpartisipasi dalam JobStreet Virtual Career Fair,” kata kuliahMenjawab tantangan generasi muda yang siap memasuki dunia kerja dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan kompatibel, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek menggagas kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka tahun 2020. Sesuai dengan spirit program Kampus Merdeka MBKM dari Kemendikbudristek, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berharap ada semakin banyak mahasiswa yang ikut berbagai program MBKM sesuai minat dan juga Memperkuat Nalar Kritis dengan Semangat Merdeka BelajarKegiatan di luar kampus ini diakui setara 20 satuan kredit semester SKS sehingga dapat dilakukan optimal. Mahasiswa punya kesempatan untuk menggali potensi dirinya sebagai profesionalisme di banyak bidang, termasuk teknologi, bidang sosial, peneliti, hingga satu program MBKM yang berjalan, yakni program Bangkit, agar tercipta semakin banyak solusi berbasis teknologi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. ”Inovasi berbasis teknologi akan membuat lompatan besar dan menjadikan Indonesia pemain global yang tangguh di masa depan,” kata Kamis 15/7/2021, angkatan kedua dari program Bangkit, sebuah program dari Google yang dirancang untuk mempersiapkan para mahasiswa dengan keterampilan dan sertifikasi teknologi yang kini sangat dibutuhkan, telah menyelesaikan lebih dari 700 jam kursus untuk setiap mahasiswa yang telah berlangsung selama enam bulan. Pada tahun ini, mahasiswa dari 250 universitas telah menyelesaikan materi kursus selama satu semester, yang bobot studinya setara dengan 20 tahun lalu, siswa telah lulus dari program yang bergengsi ini. Google akan mulai menerima pendaftaran untuk program Bangkit 2022 sekitar akhir tahun PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pembukaan program Bangkit, pelatihan bidang teknologi, dari Google dan sejumlah perusahaan teknologi nasional dan didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi , Senin 15/2/2021.”Syarat agar bisa lulus dari program Bangkit tidaklah mudah. Kurikulumnya sangat menantang, disertai dengan banyak tugas, dan tugas akhir yang sangat mendorong para siswa untuk menerapkan kemampuan barunya,” ucap Randy Jusuf, Managing Director, Google menambahkan, peserta Bangkit tahun ini sekitar 30 persen perempuan dan 70 persen laki-laki. Mereka berasal dari kota-kota kecil di daerah dan wilayah perdesaan dari seluruh bekerja sama erat dengan pemerintah dan sektor universitas untuk mengembangkan kurikulum Bangkit dan meluncurkannya melalui program Kampus Merdeka. ”Kami sangat bangga dengan pencapaian ini, tetapi kami tidak akan mampu melakukannya tanpa dukungan dan dorongan dari Kemdikbudristek,” kata peserta program Bangkit diwajibkan mengerjakan tugas akhir kelompok yang terkait dengan salah satu prioritas strategis yang disebutkan dalam RPJMNdan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial. Ada 483 tim yang mengerjakan berbagai proyek, di antaranya, untuk membantu kalangan tunarungu, meningkatkan kualitas perawatan di rumah, serta perlindungan terhadap perempuan dan juga SMK Dituntut Lincah Mengikuti Dinamika IndustriSebanyak 15 tim teratas yang diseleksi dari tim-tim lainnya dan dipilih oleh panel juri ahli dari bidang akademis, teknologi, dan bisnis akan menerima dollar Amerika Serikat dari Google. Jika lulus penilaian oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dapat menerima dollar AS lagi untuk menyelesaikan proyek.”Walau siswa harus memilih salah satu dari tiga jalur pembelajaran teknis, mereka semua harus mendorong dirinya sendiri untuk keluar dari zona nyaman dan mempelajari berbagai keterampilan yang dapat menunjang kesiapan karier, seperti kepemimpinan persuasif, berpikir kritis, manajemen waktu, komunikasi, dan kerja sama,” ucap kerja virtual selama satu bulan untuk para lulusan ini akan dimulai pada 26 Juli. Para penyedia lapangan kerja yang tergabung dalam Konsorsium Perekrutan Bangkit termasuk Wings Group, Bank BTPN, Fazz Financial, Kalbe Farma, Tokopedia, Gojek, Ruangguru, dan masih banyak lagi, mereka akan memprioritaskan para lulusan baru ini dalam ratusan lowongan pekerjaan dan kesempatan magang.
. 8 385 323 123 30 424 334 324

generasi masa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat